Posted by : Unknown Jul 8, 2013



SEKITAR 60 kepala keluarga di Kelurahan Duwet, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan memanfaatkan air limbah tahu menjadi energi alternatif untuk kebutuhan memasak. Selain lebih aman, menggunakan biogas alami tersebut juga hemat, karena warga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli gas elpiji. Biogas yang berasal dari tiga unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tahu dan tempe di Kelurahan Duwet tersebut, sejak tahun 2008 telah dimanfaatkan warga sekitar yang sebagian besar merupakan produsen tahu untuk kebutuhan memasak atau pengganti gas elpiji.
IPAL ini dibangun oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Pekalongan sekitar lima tahun lalu. Selain sebagai tempat pembuangan limbah tahu, IPAL ini juga dimanfaatkan untuk energi alternatif,” kata Tasurip (30), warga setempat. Warga RT 05/01 Kelurahan Duwet itu mengatakan, selain 25 kepala keluarga di RT 05/01 yang menggunakan biogas limbah tahu, sekitar 35 rumah tangga yang berada di RT 02/01 dan RT 03/01 Kelurahan Duwet juga mengalirkan biogas dari IPAL tahu dan tempe ke rumah masing-masing.
Dia menjelaskan, teknologi untuk mengubah limbah menjadi biogas tidak terlalu rumit. Limbah cair dari sari tahu dari tempat pembuatan tahu dialirkan ke kolam penampungan yang tertutup rapat. Selama mengendap di dalam kolam penampungan, limbah tahu mengalami proses fermentasi bakteri yang menghasilkan biogas. “Selanjutnya, biogas disalurkan melalui pipa paralon menuju kolam penampungan pemanfaatan di dekat bangunan IPAL. Dai IPAL tersebut, warga menyalurkan biogas ke rumah masing-masing menggunakan pipa paralon kecil kemudian disambungkan ke kompor gas,” terangnya.
Lebih Aman
Menurut warga lainnya, Kasnadi, api yang dihasilkan limbah tahu itu tidak kalah biru dari gas elpiji produksi pabrik. Selain itu, energi biogas juga tidak berbau dan jauh lebih aman, karena tidak khawatir akan meledak seperti yang kerap terjadi pada tabung gas elpiji. “Hanya dengan bermodalkan pipa atau paralon, setiap warga yang berminat memanfaatkan biogas limbah cair tahu untuk kebutuhan memasak secara gratis, cukup menyambungkan pipa dari IPAL ke rumah,” ujarnya. Dia mengatakan, keberadaan tiga unit IPAL di Kelurahan Duwet sangat bermanfaat bagi warga Duwet yang sebagian besar bermata pencarian sebagai perajin tahu. Selain menampung limbah tahu agar tidak mencemari lingkungan sekitar, IPAL juga menghasilkan biogas yang aman dan gratis. (marni soeyudi/06)

(SUMBER : HARIAN PEKALONGAN, 03-05-2013)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Pekalongan Kota Batik - Powered by Blogger - Designed by wahyu kusuma -